Teori Relativitas Einstein Sudah Ada Di Al-Quran Lebih Dulu
Ashabul Kahfi
Siapa gerangan yang tidak tahu kisah Ashabul Kahfi atau The Seven Sleepers Story ? Kisah ini sangat populer baik bagi penganut agama Islam atau Kristen. Ashabul Kahfi dalam Islam yaitu kisah yang menceritakan 7 cowok yang menerima petunjuk dan beriman kepada Allah tertidur lelap dalam gua selama 309 tahun. Mereka melarikan diri dari kekejaman raja Dikyanus.
Goa daerah Ashabul Kahfi
Goa bab dalam.
Para Ashabul Kahfi hidup melintasi zaman. Mereka serasa tertidur satu hari didalam gua, namun zaman ternyata telah berganti selama 309 tahun (pendapat lain menyatakan 350 tahun).
“Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi).” (QS 18:25)
Bagaimana bisa?
Hal ini bisa dibuktikan dengan analisis melalui fisika modern, yaitu teori relativitas Einstein :
“Jika suatu benda, makhluk hidup atau apa saja yang bergerak dengan kecepatan tertentu (mendekati kecepatan cahaya), maka benda tersebut akan mengalami dilatasi waktu dan kontraksi panjang.”
Dan didalam Al Alquran surat Al Kahf ayat 18 termaktub :
“Dan kau mengira mereka itu berdiri padahal mereka tidur; dan Kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka mengunjurkan kedua lengannya di muka pintu gua. Dan jikalau kau menyaksikan mereka tentulah kau akan berpaling dari mereka dengan melarikan (diri) dan tentulah (hati) kau akan dipenuhi dengan ketakutan terhadap mereka.” (QS 18:18)
“…Kami balik-balikkan mereka kekanan dan kekiri…” yang berarti mereka di dalam gua bergerak (digerakkan) dengan kecepatan tertentu. Berapa kecepatan mereka, sehingga mereka sanggup hidup melitasi zaman? Dari data-data yang kita dapatkan dari Al-Quran berikut analisis untuk menjawab pertanyaan tersebut, sekaligus pembuktian kebenaran Ashabul Kahfi dalam Al-Quran.
Dari Al-Quran diperoleh data bahwa waktu berdasarkan mereka (Ashabul Kahfi yang bergerak) t0 = 1 hari. Sedangkan waktu yang sebetulnya yakni t = 309 tahun = 109386 hari (tahun qomariah 1 tahun = 354 hari).
Albert Einstein
Dari penurunan rumus dilatasi waktu :
Didapatkan :
Dan jikalau nilai t1 dan t0 dimasukkan kedalam rumus :
V2 = 0,99999.C2
V = 0,999999C
Dari pembagian terstruktur mengenai diatas, jikalau para Ashabul Kahfi bergerak (digerakkan) mendekati kecepatan cahaya, maka ini membutktikan bahwa insiden tersebut sangatlah masuk logika untuk terjadi.
Kemudian klarifikasi lainnya.
“…Dan jikalau kau menyaksikan mereka tentulah kau akan berpaling dari mereka dengan melarikan (diri) dan tentulah (hati) kau akan dipenuhi dengan ketakutan terhadap mereka…”
Mengapa orang yang melihat mereka ketakutan?
Seperti klarifikasi teori relativitas diatas, bahwa jikalau suatu benda bergerak dengan kecepatan tinggi maka selalu mengalami dilatasi waktu juga mengalamai kontraksi panjang dengan perumusan ;
Jika V mendekati kecepatan cahaya, maka nilai L1 ( panjang benda yang diamati oleh kerangka pola yang berbeda) akan mendekati nol. Ini berarti Ashabul Kahfi sudah hampir tidak terlihat wujudnya oleh orang yang melihatnya dari luar. Namun bahwa mereka digerakkan ke kakan dan ke kiri , yang berarti mereka bergerak bolak balik, sesuai dengan teori fisika bahwa sebuah benda yang bergerak dengan arah yang berlawanan dengan arah semula, maka benda tersebut akan mengalami berhenti sesaat sebelum berbalik arah. Pada ketika berhenti sesaat ini, maka panjangnnya akan kembali ibarat semula. Sehingga setiap ketika mereka akan berubah dari ukuran semula… mengecil… menghilang… membesar… ukuran semula. Begitu seterusnya. Dengan kecepatan yang sangat tinggi. Bisa dibayangkan bagaimana wujud mereka. Tentulah sangat mengerikan bukan?
Penjelasan berikutnya :
“Maka Kami tutup pendengaran mereka beberapa tahun dalam gua itu,” (QS 18:11)
Mengapa pendengaran mereka ditutup?
Sebagaimana kita semua telah mengetahui bahwa bunyi ditimbulkan dari suatu benda yang bergetar atau bergerak dan getaran benda itu menggetarkan udara. Selanjutnya udara tersebut menggetarkan selaput telinga, gendang pendengaran yang frekwensi getarannya sama dengan getaran frekwensi getaran benda, maka kita mendengar bunyi.
Namun apabila suatu benda bergerak diatas kecepatan bunyi, maka akan terjadi patahan gelombang (supersonic fracture) yang mengakibatkan ledakan bunyi yang luar biasa kuatnya, bahkan menjadikan pecahnya beling dan bengunan-bangunan. Misalnya pada pengemudian pesawat supersonic yang menjadikan bunyi yang meledak-ledak dan meruntuhkan bangunan dan kaca-kaca disekitarnya.
Demikian pula dengan Ashabul Kahfi. Sebagaimana telah diuraikan diatas, bahwa gerakannnya mendekati kecepatan cahaya sehingga juga berlaku patahan-patahan gelombang, yang akan mengakibatkan ledakan bunyi ibarat halnya pesawat supersonic. Oleh alasannya itu sesuai dengan ayat 11 surat Al Kahfi pendengaran mereka ditutup selama beberapa tahun, ternyata guna melindungi gendang pendengaran meraka dari ledakan-ledakan bunyi yang ditimbulkan dari gerakan mereka yang terlalu cepat.
Dari analisis diatas kita sanggup menunjukan secara ilmiah kebenaran kisah Ashabul Kahfi yang dulu oleh orang-orang barat dianggap kisah fantasi. Karena mereka mengganggap kisah itu tidak masuk akal, dan selama ini belum terbukti orang bisa hidup tanpa makan dan minum hingga bertahun-tahun. Dan mereka memvonis semua kisah yang tidak masuk logika tidak sanggup diterima sebagi suatu kebenaran. Persepsi yang demikian itu salah, analisis diatas menunjukan bahwa sesuatu yang tadinya tidak masuk logika menjadi masuk akal. Ini menunjukan bahwa logika insan itu terbatas, alasannya mungkin logika insan belum bisa mencerna dan menganalisis hal-hal tersebut.
Sumber http://gudangislami.blogspot.com
Posting Komentar untuk "Teori Relativitas Einstein Sudah Ada Di Al-Quran Lebih Dulu"