Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Xenia Dituntun Anaknya Menemukan Islam Di Usia Senja


Sebelum pergi ke Inggris, Xenia hanya mengenal satu agama, Nasrani Ortodoks. Dia lahir, dibesarkan, dan tinggal di Athena, Yunani, Sebelum alhasil terbang ke Inggris tahun 1970-an untuk melanjutkan pendidikannya.

Di negeri inilah, cakrawalanya terbuka. Ia mengenal ada banyak agama di dunia ini. Islam salah satunya. Namun, ia tak berniat mempelajarinya, alasannya ialah nyaman dengan agama yang dianutnya semenjak kecil. "Saya dibesarkan dalam keluarga yang hangat walau tak begitu taat beribadah," ujarnya.

Usai kuliah, ia tak kembali ke negerinya. Seorang cowok setempat memikat hatinya, dan mereka menikah. Belakangan, ia gres tahu suaminya sangat berminat pada Islam. "Agama tak begitu berperan dalam kehidupan keluarga saya...maka saya pun tak ambil pusing dengan orientasi keyakinan suami saya," ujarnya.

Di rumah, mereka tak pernah mendiskusikan agama.  "Dia menghargai keyakinan saya, demikian pula sebaliknya," katanya. Belakangan ia tahu, suaminya telah menjadi Muslim.

Bersuami seorang Muslim, cakrawalanya perihal Islam terbuka. Di sekolah, ia hanya tahu hal negatif perihal agama ini. Begitu juga di media yang beliau baca. Namun di rumah, ia menemukan oase yang berbeda, melalui suaminya. Namun, ia masih belum tergerak hatinya berguru Islam.

Ia hanya mempelajari Islam sedikit, demi menjawab pertanyaan anak-anaknya. Seiring berjalannya waktu, sang anak lebih condong menentukan Islam, mengikuti agama sang ayah. "Saya mengantar mereka ke masjid, tapi saya tak ikut turun. Saya menunggu di kendaraan beroda empat saja," ujarnya.

Saat dua anaknya menginjak remaja, suaminya meninggal dunia. Xenia sungguh terpukul. Ia tetapkan untuk pulang ke negeri asalnya, Yunani. Anak-anaknya, menentukan tetap tinggal di Inggris.

Di bandara, ia mendapatkan SMS anak lelakinya yang termuda, "Mum, kami mencintaimu dan kami tak ingin engkau berbeda dari kami saat kelak kamu berpulang ibarat papa. Please, jadilah Muslimah."

Ia merenungi SMS sang anak. "Untuk pertama kalinya sehabis 30 menikahi laki-laki Muslim, saya membaca isi Alquran," katanya, yang mengaku awalnya ogah-ogahan membacanya.

Dia mengaku takjub dengan kitab suci almarhum suaminya itu, kendati hanya membaca terjemahannya saja. Untaian kata-katanya sungguh indah, katanya, begitu untaian ceritanya. "Itu bukan bahasa manusia. Itu bahasa Tuhan semesta alam," katanya.

Dari membaca Alquran pula ia tahu, Islam bukan agama baru. Islam telah dianut oleh nabi-nabi terdahulu. "Ini lebih gampang dimengerti, bahwa hanya ada satu Tuhan, tanpa partner, dan para nabi ialah utusan-Nya," katanya.

Tiba-tiba, ia merasa tak berperantara antara dirinya dan Tuhan. "Hanya saya dan Pencipta saya," kata Xenia yang kini berusia 60 tahun lebih.

Dia mengaku mulai rajin "curhat" pada Tuhan. "Aku berbicara pada Alllah dimana saja. Dia mendengar saya, dan memantapkan hati saya," ujarnya. Sampai di satu titik, ia bundar tekad untuk bersyahadat.

Bagi Xenia, Islam ialah sistem yang sempurna. Allah tak hanya menurunkan Alquran, tapi juga mengutus Muhammad SAW untuk menjadi "contoh nyata" bagaimana Alquran diaplikasikan. "Jalan menuju nirwana itu berliku. Allah mengirim panduan menuju ke sana, melalui Alquran dan Muhammad," katanya.

Xenia juga menyatakan, beda dengan adama lain yang penuh doktrin, Islam mengajak umatnya untuk berpikir. "Islam tak bilang, 'Inilah dia, kamu harus mengikutinya sekarang!' Tapi Allah bilang, 'Lihat, lihatlah sekelilingmu. Lakukan perjalanan, lihatlah tubuhmu, langit, alam, mengapa kamu tak melihatnya (sebagai gejala kebesaran Allah?)," katanya, yang mengaku bersyukur telah menemukan islam, kendati memulianya di usia senja.

source
Sumber http://gudangislami.blogspot.com

Posting Komentar untuk "Xenia Dituntun Anaknya Menemukan Islam Di Usia Senja"